Jangan Umbar Kelebihan Anak di Depan Umum, Lindungi Mereka dari Bahaya 'Ain dan Hasad

Bertekno
By -

bacakata.com -  Jangan Umbar Kelebihan Anak di Depan Umum, Lindungi Mereka dari Bahaya 'Ain dan Hasad. 

Tutupi Cahaya Anakmu, Jangan Diumbar ke Publik

Dalam kehidupan modern saat ini, memamerkan keberhasilan anak di media sosial atau kepada keluarga besar sering dianggap hal yang wajar—bahkan membanggakan. Namun, apakah ini sepenuhnya baik? Atau justru berpotensi membawa dampak buruk yang tak terlihat?

Seorang muslimah pernah bercerita,

“Dulu saya termasuk anak yang rajin dan berprestasi. Tapi ayah saya sering menceritakan keberhasilan saya ke banyak orang. Sejak saat itu, semangat belajar saya perlahan menurun. Apakah ini karena terkena ‘ain?”

Pertanyaan ini dijawab oleh Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini hafizhahullah dengan penuh kebijaksanaan. Beliau menegaskan bahwa tidak semua bentuk nikmat atau kelebihan perlu diumbar kepada orang lain, terlebih jika menyangkut anak-anak kita yang belum matang secara mental dan spiritual.

Menyikapi Nikmat dengan Bijak

Sebagian orang mungkin salah memahami firman Allah SWT dalam QS. Adh-Dhuhaa ayat 11:

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau menyebut-nyebutnya.”
(QS. Adh-Dhuhaa: 11)

Namun menurut Syekh Yusri, ayat ini bukanlah anjuran untuk memamerkan nikmat secara terbuka, melainkan perintah untuk bersyukur dengan cara yang bijaksana. Jika seseorang bertanya tentang kabar anak, cukup menjawab, “Alhamdulillah, Allah banyak memberi kebaikan,” tanpa harus menjabarkan prestasinya satu per satu.

Anak Adalah Cahaya yang Harus Dijaga

Dalam kenyataannya, banyak kasus anak-anak yang dulunya cemerlang—muncul di media, viral, atau dielu-elukan—namun akhirnya kehilangan semangat dan arah. Bahkan ada seorang hafidz Al-Qur'an nasional yang, setelah masuk fakultas kedokteran, justru mulai kehilangan hafalannya.

Ada pula seorang qari muda tunanetra yang sempat terkenal dan diwawancarai di banyak televisi. Namun sorotan berlebihan tanpa kesiapan mental dapat melemahkan potensi mereka secara perlahan.

Pelajaran Penting untuk Orang Tua dan Pendidik

  1. Jangan banggakan anak secara berlebihan di depan umum.
    Ini bukan soal menyembunyikan, melainkan soal menjaga. Anak-anak memiliki jiwa yang masih rapuh, mudah terbawa suasana dan takjub pada diri sendiri.

  2. Jauhkan anak dari jebakan ujub (kagum pada diri sendiri).
    Ujub bisa mematikan semangat dan mengundang sifat malas serta penurunan kualitas amal.

  3. Lindungi cahaya mereka.
    Ibarat lilin yang menyala, terlalu banyak angin justru memadamkannya. Cahaya anak-anak harus dijaga dalam lingkungan yang mendukung, bukan diekspos secara berlebihan.

Cara Menjaga Diri dari ‘Ain (Pandangan Hasad)

‘Ain adalah dampak negatif dari pandangan iri atau dengki seseorang yang dapat menimpa orang lain secara spiritual dan fisik. Dalam Islam, kita diajarkan untuk memproteksi diri dengan amalan-amalan berikut:

  • Setiap pagi dan sore, baca:

    • Surah Al-Ikhlas 3x

    • Surah Al-Falaq 3x

    • Surah An-Naas 3x
      Tiupkan ke telapak tangan lalu usapkan ke seluruh tubuh.

  • Doa perlindungan dari segala keburukan:

    بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
    Dibaca 3x setiap pagi dan sore.

  • Doa perlindungan dari gangguan makhluk dan mata hasad:

    أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
    Dibaca 3x setiap pagi dan sore.

  • Setelah shalat, baca Ayat Kursi.
    Amalan ini sangat dianjurkan untuk membentengi diri dari segala bentuk keburukan, termasuk hasad.

Jika amalan-amalan ini dilakukan secara konsisten, insya Allah, perlindungan dari Allah SWT akan menyertai, dan gangguan seperti pusing, lemas, atau rasa tidak nyaman akan hilang dengan mudah melalui istirahat dan dzikir.

Kisah Nyata Sebagai Pengingat

Penulis pernah mengenal seorang mahasiswi cemerlang bernama Syiam. Ia adalah sosok yang sangat pintar, atlet nasional, dan peraih nilai sempurna. Namun suatu hari ia mengalami kecelakaan kecil dan wafat sebagai syahidah. Masjid kampus kemudian dinamai dengan namanya, sebagai bentuk penghormatan dan kenangan akan sosoknya yang luar biasa.

Ada pula seorang profesor yang terlalu sering memamerkan prestasi anaknya. Namun sang anak kemudian terjerumus dalam pergaulan buruk, kecanduan, dan akhirnya meninggal karena bunuh diri. Na'udzubillah.

Penutup: Lindungi, Bukan Sembunyikan

Islam mengajarkan bahwa nikmat perlu disyukuri, bukan dipamerkan. Nikmat yang terlalu terekspos justru dapat mengundang penyakit hati orang lain. Umat Nabi Muhammad ﷺ dikenal mulia, tapi juga sering menjadi sasaran hasad dan sihir dari musuh-musuhnya. Bahkan Rasulullah ﷺ sendiri pernah mengalami sihir dan terkena dampak pandangan hasad.

Syekh Yusri hafizhahullah menambahkan bahwa perlindungan juga bisa diperkuat dengan mengamalkan hizib pagi-sore Al-Zaruqiyah dalam Thariqah ash-Shiddiqiyah. Hizib ini telah diwariskan oleh para wali Allah sebagai tameng dari segala keburukan makhluk dan jin.


📝 Artikel ini disarikan dari Faedah Dars Jumat, 25 April 2025 M, bersama Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini di Masjid al-Asyraf.
📚 Disusun kembali dari sumber: Facebook Posting Syekh Yusri.

sumber : https://www.facebook.com/nurfuad.kendal

Tags:

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Out
Ok, Go it!