Dalam ajaran Islam, Hari Kiamat adalah peristiwa hancurnya seluruh alam semesta beserta isinya. Tidak ada makhluk hidup yang akan selamat ketika Kiamat Kubrā datang. Hari Kiamat ditandai dengan tiupan sangkakala oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. Waktu terjadinya tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.
Percaya kepada Hari Kiamat adalah rukun iman yang kelima. Setelah semua makhluk mati, manusia akan dibangkitkan kembali di Padang Mahsyar untuk dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatannya selama hidup di dunia. Di sanalah akan ditentukan apakah seseorang layak masuk surga atau neraka, berdasarkan timbangan amal kebaikan dan keburukannya.
Macam-Macam Hari Akhir
1. Kiamat Sugrā (Kiamat Kecil)
Kiamat Sugrā adalah kehancuran yang terjadi pada skala terbatas, baik karena bencana alam maupun kematian seseorang. Contohnya: gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir bandang, tanah longsor, atau peristiwa tragis akibat ulah manusia seperti pembakaran hutan, penebangan liar, hingga kecelakaan lalu lintas.
Kiamat kecil dapat terjadi di mana saja di muka bumi ini dan dapat menimpa siapa saja. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa kehidupan dunia fana dan sewaktu-waktu bisa berakhir.
2. Kiamat Kubrā (Kiamat Besar)
Kiamat Kubrā adalah kehancuran total seluruh alam semesta. Matahari, bumi, dan planet-planet akan keluar dari porosnya lalu saling bertabrakan. Bumi akan berguncang dahsyat dan tidak ada satu pun makhluk hidup yang tersisa.
Allah Swt. menjelaskan dalam Q.S. al-Zalzalah/99:1–2:
"Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya."
Setelah itu, seluruh manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menjalani pengadilan di hadapan Allah. Tidak ada seorang pun, bahkan Nabi Muhammad saw., yang mengetahui kapan Kiamat Kubrā akan terjadi. Hanya Allah Swt. yang mengetahuinya.
Pelajaran yang Dapat Diambil
Bencana alam seperti letusan gunung api adalah pengingat bahwa kehidupan dunia tidak kekal. Kiamat Sugrā yang kita alami menjadi peringatan nyata agar manusia selalu waspada, bersyukur, dan memperbanyak amal baik sebagai bekal menghadapi Kiamat Kubrā kelak.
