Praktik kerja keras telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. sejak beliau masih kecil. Dalam catatan sejarah, pada usia 12 tahun beliau sudah ikut berniaga hingga ke negeri Syam bersama Abu Thalib. Para sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib juga merupakan teladan dalam kerja keras.
Pada suatu hari Rasulullah Saw. memasuki masjid dan melihat Abu Umamah, salah satu sahabat Anshar, sedang duduk termenung seolah dirundung kesusahan. Nabi Saw. bertanya, “Mengapa engkau duduk sendirian di masjid, padahal ini bukan waktu salat?”
Abu Umamah menjawab, “Saya sedang banyak utang, pailit, tidak memiliki semangat untuk bekerja, dan selalu diliputi rasa cemas serta ragu.”
Mendengar hal itu, Rasulullah Saw. menasihatinya,
“Jauhilah perasaan ragu dan putus asa, malas dan lemahnya kemampuan, sifat pengecut dan kikir, gemar berutang, serta hubungan yang tidak baik dengan sesama manusia.”
Abu Umamah mengamalkan nasihat tersebut dengan sungguh-sungguh. Akhirnya, kehidupannya menjadi lebih baik dan bahagia.
Kisah di atas menunjukkan bahwa seorang sahabat memiliki etos kerja tinggi. Sifat mulia ini tentu layak kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Bagi seorang muslim, etos kerja tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan hidup duniawi, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt.”
Tujuan Bekerja dalam Islam
-
Meraih rida Allah Swt.
Bekerja bukan semata-mata untuk kebutuhan jasmani, tetapi juga bentuk penghambaan kepada Allah dan untuk mencari keridaan-Nya. -
Menolak kemunkaran
Menganggur dapat membuka peluang terjerumus pada kemungkaran karena bisikan hawa nafsu. Dengan bekerja, seseorang dapat menghalau sifat malas dan menghindari dampak negatif pengangguran. -
Kepentingan amal sosial
Islam menganjurkan umatnya untuk bersedekah sesuai kemampuan. Dengan bekerja, seseorang memiliki tenaga dan rezeki yang dapat digunakan untuk membantu orang lain. -
Memberi nafkah keluarga
Suami berkewajiban memberikan nafkah lahir batin bagi keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ia harus bekerja keras.
Cara Meningkatkan Etos Kerja
-
Membuat skala prioritas
Menentukan pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu akan meringankan beban pikiran dan membantu fokus dalam bekerja. -
Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan
Pengetahuan yang luas, keterampilan yang baik, serta semangat tinggi akan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan. -
Saling memberi motivasi kepada rekan kerja
Motivasi sangat dibutuhkan untuk menghindari rasa malas. Dengan saling mendukung, semangat untuk maju bersama dapat terjaga. -
Menciptakan suasana kerja yang nyaman
Suasana nyaman lahir dari sikap saling menghargai, tidak mudah menyalahkan, dan membiasakan diri memberi senyuman serta sapaan. -
Memanfaatkan teknologi canggih
Di era revolusi industri 4.0, teknologi—khususnya teknologi informasi—sangat membantu penyelesaian pekerjaan. Kemampuan SDM yang didukung teknologi akan meningkatkan keberhasilan kerja.
Manfaat Etos Kerja
-
Terbiasa menghargai hasil usaha
Menghargai setiap hasil pekerjaan, sekecil apa pun, dapat meningkatkan motivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik. -
Menjaga martabat diri
Orang yang bekerja keras akan dihormati, sedangkan orang yang malas akan dianggap tidak berguna bagi dirinya maupun keluarganya. -
Wujud pengabdian kepada Allah Swt.
Bekerja dengan niat ikhlas termasuk bagian dari ibadah. -
Melatih sifat tabah, sabar, dan tawakal
Setiap usaha pasti menghadapi hambatan. Dengan bekerja keras, seseorang akan terlatih menjadi lebih sabar, optimis, dan tawakal.
Kesuksesan adalah karunia Allah Swt., sedangkan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
